Kamis, 28 November 2013

Contoh Komunikasi Verbal dan Non-Verbal



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Manusia adalah makhluk social. Ia hanya dapat hidup berkembang dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan manusia adalah komunikasi. 
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu kita harus memberikan perhatian yang seksama terhadap komunikasi. Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dapat dikemas secara verbal dengan kata-kata atau nonverbal tanpa kata-kata.
B.            Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
a.       Pengetian komunikasi verbal dan contoh komunikasi verbal
b.      Pengertian komunikasi non verbal dan contoh komunikasi non verbal
C.           Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:
a.       Agar mahasiswa mengetahui apa yang di maksud dengan komunikasi verbal dan apa saja contohnya.
b.      Agar makasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi non verbal dan apa saja contohnya
BAB II
PEMBAHASAN
A.           Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar.
Beberapa contoh komunikasi verbal yang sering diucapkan perwat di rumah sakit adala sebagai berikut:
Diagnosa keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses keperawatan. Hal ini merupakan suatu komponen dari langkah-langkah analisa, dimana perawat mengidentifikasi respon-respon individu terhadap masalah-masalah kesehatan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar petunjuk untuk memberikan terapi yang pasti dimana perawat bertanggung jawab di dalamnya.
Diangnosa sering sekali di ucapkan oleh perawat untuk mengalanisa penyakit pasien, sehingga perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi,  mencegah dan merubah status kesehatan klien.
2.    Injeksi
Injeksi adalah mendorong obat ke dalam tubuh dengan menggunakan jarum suntik. Injeksi bisa dilakukan ke dalam otot (intramuskular/IM), ke dalam vena (intravena/IV) atau ke dalam jaringan lemak di bawah kulit (subkutan).
Sebelum perawat melakukan injeksi kepada pasien, perawat terlabih dahulu memberitahukan kepada pasien bahwa pasien akan di injeksi. Namun, sabagian besar pasien tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan injeksi. Maka perawat akan menggunakan kata lain yang mudah dimengerti pasien yaitu “menyuntik”.
3.    Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga kesehatan dalam memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinis.
4.    Auskultasi
Auskultasi adalah keterampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru, jantung, pembuluh darah dan bagian dalam/viscera abdomen. Suara-suara penting yang terdengar saat auskultasi adalah suara gerakan udara dalam paru-paru, terbentuk oleh thorax dan viscera abdomen, dan oleh aliran darah yang melalui sistem kardiovaskular. Auskultasi dilakukan dengan “Stetoskop”.
Sebelum melakukan aukultasi kepada pasien, perawat terlabih dahulu meminta izin kepada pasien agar si pasien juga mempersiapkan diri.
5.    Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Melalui observasi, deskripsi objektif dari individu-individu dalam hubungannya yang aktual satu sama lain dan hubungan mereka dengan lingkungannya dapat diperoleh. Dengan mencatat tingkah laku ekspresi mereka yang timbul secara wajar, tanpa dibuat-buat, teknik observasi menjadi proses pengukuran (evaluasi) itu tanpa merusak atau mengganggu kegiatan-kegiatan normal dari kelompok atau individu yang diamati. Data yang dikumpulkan melalui observasi mudah dan dapat diolah dengan teknik statistik konvensional.
6.    Hacting Pada Luka
Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penjahitan merupakan tindakan menghubungkan jaringan yang terputus atau terpotong untuk mencegah pendarahan dengan menggunakan benang.
Kata Hacting mungkin tidak sering diucapkan perawat kepada pasien. Karena ini merupakan istilah medis yang tidak semua pasien mengetahui artinya. Hacting diucapkan terhadap sesama perawat atau kepada dokter maupun kepada tenaga medis yang lain.
7.    Antibiotik
Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.
Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikro organisme hidup terutama fungi dan bakteri ranah. Yang memiliki kahsiat mematikan atau mengahambat pertumbuahn banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil.
Pemberian antibiotik kepada pasien dilakukan untuk mencegah infeksi. Misalnya pasien mengalami luka dan terinfeksi, maka perawat akan memberikan antibiotik kepada pasien, dengan diberikannya antibiotik diharapkan infeksi luka tersebut tidak akan bertambah parah. Kata antibiotik sudah umum di dengar dalam masyarakat. Sebagian masyarakat sudah mengerti apa pengertian dan fungsi  antibiotik. Namun tidak semua masyarakat awam sudah mengetahuinya sehingga perawat juga perlu memberitahukan kepada pasien jika akan memberikan antibiotik kepada pasien.
8.    Pasien Rawat inap
Seseorang yang menggunakan tempat tidur rumah sakit untik tujuan mendapatkan layanan kesehatan. Jika pasien sudah terdaftar sebagai pasien pasien rawat inap tetapi meninggal atau keluar sebelum sempat dihitung dalam sensus hari tersebut, maka pasien ini tetap diperhitungkan sebagai pasien rawat inap, walaupun tindakan pelayanan yang telah direncanakan belum sempat dilaksanakan. Sedangkan pasien yang masih dalam status observasi lainnya, atau masih mempertimbangkan apakah akan di rawat inap atau tidak, tidak boleh dihitung sebagai pasien rawat inap, maka waktu yang dicatat sebagai jam admisi adalah jam kedatangan pasien tersebut di unit gawat darurat atau unit observasi lainnya.
Pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan lebih lanjut akan di rawat inap di rumah sakit. Perawat akan memberitahukan kepada pasien bahwa si pasien harus di rawat inap di rumah sakit, jika pasien setuju maka perawat akan menyediakan tempat untuk si pasien.
9.    Pasien keluar/Discharge
Menunjukkan proses formal keluarnya seorang pasien rawat inap meninggalkan rumah sakit dan menandai akhir dari episode perawatannya. Jumlah pasien keluar meliputi pasien yang pulang ke rumah, dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan lain, dan pasien yang meninggal.
10.  Inspeksi
Inspeksi yaitu melihat dan mengevaluasi pasien secara visual dan merupakan metode tertua yang digunakan untuk mengkaji/menilai pasien. Perawat menginspeksi bagian tubuh untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik yang signifikan. Rahasia inspeksi yg baik adalah perawat selalu memberikan perhatian pada klien.
B.      Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan katakata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non-verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu  kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.
Beberapa contoh komunikasi non-verbal adalah sebagai berikut:
1.    Metakomunikasi
Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah.
2.    Penampilan Personal
Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan terhadap seserang  berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status sosial, pekrjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra klien.
3.    Intonasi (Nada Suara)
Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rsa tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat.
4.    Ekspresi wajah
Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih.  Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yang baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar.
5.    Sikap tubuh dan langkah
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaan fisik. Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.

6.    Sentuhan
Kasih sayang, dudkungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien, namun harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika membrikan asuhan keperawatan, perawat menyentuh klien, seperti ketika memandikan, melakukan pemeriksaan fisik, atau membantu memakaikan pakaian. Perlu disadari bahwa keadaan sakit membuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan kontak interpersonal sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan. Bradley & Edinburg (1982) dan Wilson & Kneisl (1992) menyatakan bahwa walaupun sentuhan banyak bermanfaat ketika membantu klien, tetapi perlu diperhatikan apakah penggunaan sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh klien, sehingga harus dilakukan dengan kepekaan dan hati-hati.
7.    Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
·         Jarak intim (0-45cm)
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
·         Jarak personal (75-120cm)
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
·         Jarak sosial (120-210 atau 210-360 formal)
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
·         Jarak publik (360-450 cm)
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.

8.    Kontak Mata
Kontak mata merupakan alat komunikasi nonverbal paling penting. Hal ini memungkinkan Anda untuk berhubungan dengan audiens dalam memproyeksikan kesungguhan dan keterbukaan, dan menjaga perhatiannya. Apakah kontak mata Anda agresif, apakah lunak, apakah itu mengundang, apakah Anda dapat mengasihi dengan mata? Kontak mata adalah seni namun sangat sulit untuk menguasainya, tetapi penting untuk menghasilkan komunikasi yang efektif.
Kontak mata memberikan informasi sosial terhadap orang yang Anda ajak mendengarkan dan berbicara. Terlalu banyak kontak mata akan dipandang sebagai seseorang yang agresif, kontak mata Anda yang terlalu sedikit, dapat dipandang sebagai seseorang yang tidak memiliki kepentingan didepan lawan bicara Anda.
9.    Paralanguage
Merupakan suara-suara/vokal nonverbal yang merupakan aspek-aspek dari percakapan, seperti kecepatan berbicara: volume, ritme; bentuk-bentuk vokal: tertawa, pekikan, rintihan, uh, ahh, dan sebagainya.
10.  Diam
Diam bukan berarti tidak melakukan komunikasi. Diam sapat diartikan sebagai berikut:
·         Memberi kesempatan berpikir
·         Menyakiti
·         Mengisolasi diri sendiri
·         Mencegah komunikasi
·         Mengkomunikasikan perasaan
·         Tidak menyampaikan sesuatupun



BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut:
Ø  Berdasarkan bentuk informasi yang diberikan oleh komunikator kepada komunikan, komunikasi dapat dibedakan menjadi komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
Ø  Komunikasi verbal adalah  komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Contohnya: diagnosa keperawatan, injeksi, pemeriksaan fisik, auskultasi, observasi, hacting pada luka, antibiotik, pasien rawat inap, pasien keluar/discharge dan inspeksi.
Ø  Sedangkan komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang dilakukan tanpa melalui kata-kata. Contohnya : Metakomunikasi, penampilan personal, intonasi (nada suara), ekspresi wajah, sikap tubuh dan langkah, sentuhan, proxemik, kontak mata, paralanguage, dan diam.
B.            Saran
Dari kesimpulan diatas penyusun dapat sedikit memberi saran kepada calon perawat /perawat,  yaitu seorang perawat mau pun calon perawat harus bisa berkomunikasi dengan baik baik itu di rumah sakit mau pun di luar rumah sakit , berkomunikasi dengan sesama perawat mau pun dengan orang lain. Dan menggunakan komunikasi verbal dan non-verbal dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar